Pernahkah Anda membuat website untuk orang lain dan Anda ingin salah satu fitur yang Anda buat untuk website tersebut selalu aktif dan tidak bisa dinon-aktifkan oleh client Anda?
Sebenarnya WordPress telah menyediakan fitur untuk melakukannya, yaitu dengan menggunakan must-use plugins atau sering disebut mu-plugins.
WordPress memang memiliki banyak sekali fungsi dan fitur di dalamnya yang menjadi salah satu alasan kenapa WordPress menjadi CMS (content management system) nomor satu di dunia dan digunakan di lebih dari 40% website di dunia.
Tapi tidak semua fitur yang dimiliki WordPress dikenal dengan baik oleh semua orang. Salah satu fitur WordPress yang kurang terkenal adalah must-use plugins.
Untuk itu Ayo Bikin Website membahas fitur mu-plugins ini agar lebih dikenal dan pengguna WordPress bisa lebih mudah mengaplikasikannya.
Apa itu Must Use Plugins atau mu-plugins?
Melihat dari namanya mu-plugins, Anda pasti berpikiran plugin ini digunakan untuk WPMU (WordPress Multi-User) atau yang sekarang dikenal dengan WordPress multisite.
Anda tidak sepenuhnya salah, karena awalnya mu-plugins ini digunakan oleh network admin untuk mengaktifkan plugin di semua website pada jaringan multisite.
Setelah multi-user dimasukkan menjadi salah satu fitur di WordPress 3.0, nama mu-plugins ini diinterpretasikan ulang dari multi-user plugin menjadi must-use plugins.
WordPress mendeskripsikan mu-plugins sebagai berikut:
Must-use plugins (a.k.a. mu-plugins) are plugins installed in a special directory inside the content folder and which are automatically enabled on all sites in the installation.
WordPress.org
Berdasarkan deskripsi di atas, must-use plugins ini harus diinstal pada direktori khusus. Jika Anda menginstal plugin maka plugin tersebut akan diinstal pada direktori /wp-content/plugins/
, sedangkan must-use plugin diinstal pada direktori /wp-content/mu-plugins
.
Plugin yang diinstal pada direktori mu-plugins ini akan secara otomatis diaktifkan dan tidak bisa dinon-aktifkan dari dashboard WordPress.
Fitur yang Dimiliki Must Use Plugin
Fitur utama yang dimiliki mu-plugins ini adalah langsung aktif tanpa perlu diaktifkan dari halaman Plugins di dashboard. Anda bahkan tidak perlu login ke dashboard untuk menginstalnya. Cukup menggunakan file manager control panel hosting atau FTP software seperti FileZilla.
1. Kelebihan mu-plugins
Always on: plugin yang diinstal di direktori /wp-content/mu-plugins
akan otomatis aktif tanpa perlu diaktifkan dari dashboard.
Tidak bisa dinon-aktifkan: user tidak akan bisa menon-aktifkan must-use plugin, bahkan administrator juga tidak memiliki opsi untuk menon-aktifkan. Ini akan sangat berguna jika Anda membuat website untuk client karena fitur yang anda buat akan selalu aktif.
Diproses sebelum plugin biasa: plugin yang ada di direktori mu-plugins akan diproses oleh WordPress sebelum plugin yang ada di direktori plugins. Must-use plugin diproses berdasarkan urutan abjad.
2. Kekurangan mu-plugins
Tidak bisa menggunakan activation hooks: sesuai dengan fitur utamanya yang langsung aktif, Anda tidak bisa menyisipkan fungsi untuk melakukan satu fungsi ketika plugin diaktifkan.
Tidak ada pemberitahuan update: semua plugin yang ada di direktori mu-plugins tidak akan mendapatkan pemberitahuan update dari WordPress.
Harus menggunakan php file: plugin yang ada di direktori mu-plugins harus berupa file .php karena WordPress tidak memproses folder yang ada di dalamnya. Tapi ini bisa diatasi dengan membuat file .php yang memanggil fungsi dari dalam folder tertentu.
Skenario Penggunaan Must Use Plugin
Beberapa skenario di bawah ini memungkinkan Anda untuk menggunakan mu-plugins.
1. Menggunakan Must Use Plugin untuk Multisite
Multisite adalah salah satu alasan adanya direktori mu-plugins
. Jadi sudah pasti Anda bisa menggunakannya di instalasi multisite. Walaupun Anda punya opsi untuk menggunakan network activation pada WordPress multisite, tetai jika Anda ingin lebih Anda tetap dapat menggunakan must-use plugin.
2. Menggunakan Must Use Plugin di Website Client
Menggunakan mu-plugins untuk client bisa jadi adalah skenario penggunaan yang paling masuk akal. Jika Anda memberikan akses administrator untuk client, ada kemungkinan mereka akan bermain-main dengan setingan, plugin dan semua halaman yang bisa mereka akses. Dan bisa jadi tanpa sengaja mereka menon-aktifkan atau bahkan menghapus plugin yang Anda install.
Memindahkan plugin ke direktori mu-plugins dan membuat file .php yang akan mengakses plugin tersebut. Tapi dengan Anda melakukan itu Anda tidak akan mendapat pemberitahuan update untuk plugin.
3. Menggunakan Must Use Plugin untuk Fitur Spesifik
Jika Anda membuat website untuk client atau bahkan untuk diri Anda sendiri dan website tersebut mempunyai fitur spesifik yang hanya digunakan untuk website tersebut, memindahkan plugin tersebut ke direktori mu-plugins bisa jadi pilihan yang tepat. Karena fitur tersebut spesifik dan Anda yang membuat sendiri maka Anda tidak butuh pemberitahuan update.
Cara Membuat Must Use Plugin
Membuat mu-plugin tidak begitu berbeda dengan membuat plugin biasa, yang membedakan hanya di lokasi instalasi plugin saja. Perlu diingat bahwa tujuan dari panduan ini adalah untuk mengetahui cara membuat mu-plugin dan dimana lokasi instalasinya.
1. Direktori Must-use Plugin
Pada dasarnya mu-plugin sama dengan plugin biasa, hanya lokasi instalasinya yang berbeda. Jika plugin biasa diinstal pada direktori /wp-content/plugins/
, sedangkan must-use plugin diinstal pada direktori /wp-content/mu-plugins
.
Jika Anda belum pernah sama sekali menggunakan mu-plugins maka direktori tersebut tidak akan ada. Tapi Anda bisa membuatnya sendiri dengan menggunakan file manager yang diberikan hosting Anda atau menggunakan FileZilla.
1. Masuk ke direktori wp-content
.

2. Buat folder baru dengan nama mu-plugins.


Jika Anda ingin mengubah direktori yang digunakan Anda bisa melakukannya dengan menambahkan kode di file wp-config.php.
define('WPMU_PLUGIN_DIR', '/full/path/direktori/baru');
define('WPMU_PLUGIN_URL', 'http://URL/direktori/baru');
Anda perlu berhati-hati jika menggunakan direktori lain karena jika WordPress tidak bisa menemukan direktori tersebut plugin yang Anda buat tidak akan bisa diaktifkan oleh WordPress.
2. Contoh Must-use Plugin
Pada dasarnya mu-plugin adalah file php, sama dengan plugin biasa. Contoh yang digunakan pada panduan ini adalah membuat plugin yang menampilkan teks Ayo Bikin Website di pojok kanan bawah setiap halaman admin.
Buat file baru pada direktori mu-plugins
. Beri nama file tersebut dengan akhiran .php. Anda bisa melakukannya menggunakan file manager hosting atau FileZilla.

Edit file tersebut dan tambahkan kode berikut.
<?php
function display_something() {
echo '<p style="position: absolute; top: 0; right: 0; padding: 10px; background-color: #0096FF; color: #FFFFFF;">Ayo Bikin Website!</p>';
}
add_action( 'admin_footer_text', 'display_something' );
Setelah Anda simpan masuk ke halaman plugin dan Anda akan melihat ada satu pilihan baru yaitu Must-Use. Dan Anda juga bisa melihat tulisan Ayo Bikin Website di pojok kanan bawah.

Jika Anda lihat gambar di atas, Informasi yang ada pada plugin contoh sangat sedikit, berbeda dengan plugin pada umumnya. Contohnya, bagian deskripsi kosong tidak ada isinya dan nama plugin menggunakan nama file yang dibuat. Informasi tersebut bisa diubah dengan menambahkan kode berikut.
/*
Plugin Name: Ayo Bikin Website!
Description: This is just a test.
Author: Pandhu
Version: 1.0
Author URI: https://www.ayobikinwebsite.com
*/
Kode tersebut dapat Anda sesuaikan dengan apa yang Anda mau. Anda bisa mengganti nama plugin dan deskripsinya. Informasi yang Anda tambahkan tersebut akan muncul pada halaman plugin seperti gambar berikut.

Secara keseluruhan kode plugin yang dibuat adalah sebagai berikut.
<?php
/*
Plugin Name: Ayo Bikin Website!
Description: This is just a test.
Author: Pandhu
Version: 1.0
Author URI: https://www.ayobikinwebsite.com
*/
function display_something() {
echo '<p style="position: absolute; top: 0; right: 0; padding: 10px; background-color: #0096FF; color: #FFFFFF;">Ayo Bikin Website!</p>';
}
add_action( 'admin_footer_text', 'display_something' );
Kesimpulan
Must-use plugin merupakan salah satu fitur WordPress dimana Anda bisa mengintal plugin pada direktori khusus di dalam wp-content
. Salah satu keuntungannya adalah plugin tersebut selalu aktif dan mengurangi kemungkinan dinon-aktifkan secara tidak sengaja. Tentunya ini adalah keuntungan besar jika Anda membuat website untuk orang lain.
Sebuah mu-plugins tetaplah sebuah plugin dan Anda tetap mempunyai pilihan apakah mau menggunakan plugin sebagai plugin biasa atau membuatnya menjadi must-use. Dengan skenario yang tepat, must-use plugin memang memberikan banyak keuntungan. Namun perlu diingat juga bahwa jika Anda menggunakan plugin buatan orang lain maka Anda tidak akan mendapatkan informasi update.